Seputarian – Ketegangan antara China dan Filipina kembali meningkat setelah Beijing melaporkan insiden baru yang terjadi di wilayah Laut China Selatan (LCS) yang masih menjadi sengketa. Insiden ini diumumkan oleh Kementerian Pertahanan China pada Jumat, di mana mereka menyebutkan adanya peringatan serta tindakan pengusiran terhadap pesawat militer Filipina yang dianggap melanggar wilayah udara yang diklaim China.
Berdasarkan laporan dari otoritas pertahanan China, Komando Palagan Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mendeteksi dua pesawat C-208 dan satu pesawat N-22 milik Filipina yang memasuki wilayah udara di atas sebuah pulau di kawasan tersebut pada Kamis (20/2). Menindaklanjuti temuan itu, tindakan pengusiran dilakukan dengan alasan menjaga kedaulatan udara.
Tian Junli, juru bicara komando tersebut, menyampaikan bahwa salah satu pesawat C-208 Filipina telah memasuki wilayah udara yang diklaim China di atas Pulau Huangyan secara ilegal. Selain itu, pesawat tersebut disebutkan mengubah ketinggian beberapa kali selama penerbangan. Pulau Huangyan sendiri juga dikenal dengan nama Scarborough Shoal atau Bajo de Masinloc.
Lebih lanjut, Tian menjelaskan bahwa dalam waktu 218 detik, pesawat itu turun sejauh 920 meter atau sekitar 3.018 kaki dengan cara yang dianggap tidak profesional dan berbahaya. Perubahan ketinggian secara mendadak tersebut dinilai berpotensi menimbulkan risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan di wilayah itu. Selain itu, tindakan tersebut disebutkan secara sengaja dilakukan melintasi jalur normal helikopter patroli, yang semakin meningkatkan risiko tabrakan di udara.
Hingga saat ini, pihak Manila belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan yang dikeluarkan oleh Beijing mengenai insiden tersebut. Sementara itu, China menuding Filipina sebagai pihak yang pertama kali memprovokasi situasi dengan melakukan pelanggaran di wilayah udara yang diklaimnya. Menurut Tian, setelah insiden terjadi, Filipina justru menuduh China sebagai pihak yang bertindak secara berbahaya. Ia menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Filipina dianggap sebagai upaya memutarbalikkan fakta serta menyebarkan klaim yang dianggap ilegal oleh China.
Peristiwa ini menjadi insiden kedua yang melibatkan kedua negara di kawasan LCS dalam kurun waktu yang berdekatan. Sebelumnya, ketegangan juga terjadi pada Selasa, di mana kedua negara saling mengklaim mengenai insiden udara yang terjadi di atas Scarborough Shoal.
Selain Filipina, negara lain yang turut mengalami ketegangan dengan China di wilayah ini adalah Australia. Pekan lalu, Australia mengungkapkan bahwa sebuah jet tempur J-16 milik PLA telah melepaskan suar di dekat pesawat patroli maritim Angkatan Udara Australia, P-8A Poseidon. Insiden tersebut terjadi ketika pesawat Australia tengah melakukan patroli rutin di kawasan LCS pada Selasa.
Menanggapi laporan dari Australia, Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi di atas wilayah yang mereka sebut sebagai Xisha Qundao, atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Paracel. Selain itu, Beijing juga menolak pernyataan yang disampaikan oleh Australia, dengan mengklaim bahwa narasi yang disebarluaskan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi.
Laut China Selatan telah menjadi salah satu titik ketegangan utama di kawasan Asia-Pasifik, dengan beberapa negara terlibat dalam klaim wilayah yang saling tumpang tindih. China, yang mengklaim sebagian besar wilayah perairan tersebut, sering kali terlibat dalam sengketa dengan negara-negara lain seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Insiden yang terus terjadi di kawasan ini memperlihatkan betapa kompleksnya konflik yang masih berlangsung, serta potensi meningkatnya ketegangan antarnegara di wilayah tersebut.
Pihak internasional masih terus memantau perkembangan situasi ini, mengingat Laut China Selatan memiliki nilai strategis yang sangat tinggi, baik dari segi perdagangan maupun keamanan. Dengan semakin seringnya kontak udara dan maritim yang melibatkan China serta negara-negara lain, kekhawatiran mengenai eskalasi konflik di kawasan ini pun semakin meningkat.
Leave a Reply