Seputarian

Media Fakta Tebaru

Banjir Rendam Ratusan Rumah di Karawang, Warga Terpaksa Mengungsi

Banjir Rendam Ratusan Rumah di Karawang, Warga Terpaksa Mengungsi

Seputarian – Ratusan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cibeet dan Citarum. Kondisi ini telah berlangsung sejak Jumat (28/2) dan semakin parah karena curah hujan yang tinggi.

Seorang warga yang terdampak, Didin, menjelaskan bahwa banjir mulai terjadi sejak akhir pekan lalu dan terus bertambah tinggi. Ia menuturkan bahwa pada Sabtu (1/3), hujan deras turun sepanjang hari, memperburuk keadaan. Tingginya debit air menyebabkan beberapa titik di desa tersebut mengalami banjir dengan ketinggian yang hampir mencapai dua meter.

Berdasarkan pengamatan di lokasi, ketinggian air di beberapa wilayah bervariasi. Ada yang hanya 30 hingga 50 sentimeter, tetapi ada pula yang mencapai hampir dua meter. Akibat kondisi tersebut, warga terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.

Didin mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga pasrah menghadapi musibah yang datang bertepatan dengan awal bulan suci Ramadhan. Karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni, ia bersama keluarga harus menjalani sahur dan berbuka puasa di lokasi pengungsian.

“Saat air semakin tinggi, kami tidak memiliki pilihan lain selain mengungsi,” ungkapnya.

Menurut laporan dari pemerintah desa setempat, banjir yang terjadi selama tiga hari terakhir telah menggenangi sekitar 300 rumah warga. Rumah-rumah tersebut dihuni oleh sekitar 400 keluarga dengan total lebih dari 1.000 jiwa.

Selain merendam pemukiman, banjir juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum. Beberapa sarana ibadah dan pendidikan, seperti masjid dan sekolah, ikut terdampak banjir. Bahkan, sejumlah jalan di kawasan tersebut terputus akibat genangan air yang cukup tinggi.

Dengan kondisi yang semakin parah, lebih dari 1.000 warga harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian besar pengungsi memilih bertahan di kantor desa, rumah ibadah, dan balai pengobatan yang dijadikan sebagai tempat penampungan sementara.

Banjir yang melanda Desa Karangligar ini bukan pertama kalinya terjadi. Setiap musim hujan, wilayah ini memang rawan terkena dampak luapan Sungai Cibeet dan Citarum. Warga berharap adanya solusi jangka panjang dari pemerintah agar bencana serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.

Hingga kini, pihak berwenang masih terus melakukan pemantauan terhadap kondisi banjir dan menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak. Sementara itu, para pengungsi masih menunggu air surut agar bisa kembali ke rumah mereka.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *