Seputarian – Pemerintah Inggris di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Keir Starmer baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru terkait dukungan militernya untuk Ukraina. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Minggu (2/3), Starmer mengungkapkan bahwa Inggris akan mengizinkan Ukraina menggunakan pendanaan ekspor senilai 1,6 miliar poundsterling (sekitar Rp33,2 triliun) untuk membeli lebih dari 5.000 rudal pertahanan udara.
Menurut Starmer, kebijakan ini dianggap sangat penting dalam upaya melindungi infrastruktur utama Ukraina sekaligus memperkuat pertahanan negara tersebut. Pernyataan ini disampaikan setelah konferensi tingkat tinggi (KTT) yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin Barat di London.
Kebijakan yang diambil oleh Inggris bertujuan untuk menempatkan Ukraina dalam posisi yang lebih kuat, sehingga negara tersebut memiliki daya tawar lebih baik dalam proses negosiasi dengan Rusia. Selain Inggris, pertemuan ini juga dihadiri oleh belasan kepala negara Eropa serta Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Dalam KTT tersebut, para pemimpin dunia menyepakati rencana empat langkah untuk memastikan perdamaian di Ukraina. Langkah pertama adalah mempertahankan bantuan militer bagi Ukraina selama konflik masih berlangsung serta meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia. Langkah kedua, memastikan bahwa setiap kesepakatan damai yang tercapai nantinya mampu menjamin kedaulatan dan keamanan Ukraina. Langkah ketiga, mencegah kemungkinan invasi Rusia di masa depan jika kesepakatan damai telah terwujud. Sedangkan langkah terakhir adalah membentuk koalisi internasional yang siap mendukung Ukraina dan menegakkan perdamaian di negara tersebut.
Para pemimpin yang hadir dalam pertemuan itu juga sepakat untuk segera mengadakan pertemuan lanjutan guna memastikan upaya yang telah disepakati tetap berjalan sesuai rencana. Dalam kesempatan itu, Starmer menegaskan kembali bahwa Inggris berkomitmen penuh terhadap rencana perdamaian ini dengan melibatkan kekuatan militer baik di darat maupun di udara.
Ia juga menekankan bahwa Eropa memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan perdamaian ini, meskipun dukungan dari Amerika Serikat tetap diperlukan. Starmer menambahkan bahwa dirinya dan para pemimpin lainnya sepakat dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, mengenai perlunya perdamaian berkelanjutan dan menyatakan bahwa upaya tersebut harus segera direalisasikan.
Sebelum KTT digelar, Starmer mengumumkan bahwa Inggris, Prancis, dan Ukraina tengah menyusun rencana gencatan senjata yang akan diajukan kepada Amerika Serikat. Ia menyoroti tiga elemen penting dalam menciptakan perdamaian yang langgeng, yaitu kekuatan militer Ukraina, jaminan keamanan dari Eropa, serta dukungan dari AS, dengan poin terakhir menjadi aspek yang paling banyak didiskusikan secara intens.
KTT ini berlangsung di tengah ketegangan diplomatik yang meningkat, menyusul perdebatan sengit antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan Presiden AS, Donald Trump, yang terjadi di Gedung Putih pada pekan sebelumnya. Akibat ketegangan tersebut, kesepakatan bahan mentah antara kedua negara yang telah lama dinantikan akhirnya dibatalkan.
Sebelum pertemuan tingkat tinggi ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah melakukan kunjungan ke Downing Street 10 untuk bertemu dengan Starmer. Dalam pertemuan tersebut, Starmer menegaskan bahwa Inggris tetap memiliki tekad kuat dalam mendukung upaya menciptakan perdamaian yang stabil dan berkelanjutan di Ukraina.
Setelah pertemuan antara kedua pemimpin negara itu selesai, Menteri Keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko, mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai antara Inggris dan Ukraina mengenai pinjaman senilai 2,26 miliar poundsterling. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat sektor pertahanan Ukraina guna menghadapi ancaman keamanan yang masih berlanjut.
Dengan adanya kebijakan ini, Inggris menunjukkan komitmennya dalam mendukung Ukraina baik dari segi militer maupun ekonomi. Langkah ini juga diharapkan mampu membantu Ukraina dalam mempertahankan kedaulatannya serta mendorong terciptanya perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Leave a Reply