Seputarian – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), turut hadir dalam prosesi pemakaman almarhum Komjen (Purn) Syafruddin di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Kehadirannya di pemakaman ini menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mantan Wakapolri tersebut. Sebelumnya, Syafruddin mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta Selatan, pada Kamis (20/2) sekitar pukul 18.15 WIB. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, serta masyarakat yang mengenalnya.
Dalam kesempatan itu, JK mengenang almarhum sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Ketika Syafruddin menjabat sebagai ajudannya, almarhum dikenal sebagai sosok yang disiplin serta patuh terhadap aturan. Menurut JK, keteguhan Syafruddin dalam bekerja mencerminkan dedikasi tinggi terhadap tugas yang diembannya. Hal ini menjadikannya sebagai panutan bagi banyak orang, terutama di lingkungan kepolisian. Selain itu, almarhum juga diketahui memiliki kepedulian besar terhadap pendidikan, terutama bagi para pelajar Indonesia yang tengah menempuh studi di Timur Tengah.
JK juga mengungkapkan bahwa komunikasi terakhirnya dengan Syafruddin terjadi dua hari sebelum almarhum wafat. Saat itu, keduanya menghadiri rapat bersama guna membahas pembangunan Museum Rasulullah. Dalam perbincangan tersebut, Syafruddin sempat mengajak JK untuk mengunjungi kantornya di Riyadh, Arab Saudi. Mendengar kabar kepergian Syafruddin, JK mengaku sangat terkejut. Ia merasa sulit mempercayai kabar duka tersebut, mengingat beberapa minggu sebelumnya mereka masih sempat bertemu dalam keadaan sehat.
Dalam prosesi pemakaman, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada, bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup). Upacara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum yang telah mengabdikan diri dengan penuh dedikasi kepada Polri dan bangsa Indonesia. Dalam sambutannya, Wahyu menyampaikan bahwa kepergian Syafruddin menjadi kehilangan besar bagi institusi kepolisian. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi, serta selalu berkomitmen dalam menjalankan tugasnya. Selama masa baktinya, almarhum juga berhasil mencatat berbagai prestasi yang memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Selain kiprahnya di kepolisian, Wahyu juga menyoroti peran Syafruddin dalam pengabdian kepada negara meskipun telah pensiun dari Korps Bhayangkara. Keberadaannya tetap memberikan manfaat bagi masyarakat luas, terutama dalam berbagai program sosial dan pendidikan. Menurut Wahyu, almarhum merupakan sosok pemimpin yang patut dijadikan teladan oleh generasi penerus Polri. Sikap loyalitas, dedikasi, serta kebijaksanaan yang dimilikinya akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Duka mendalam juga dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan. Salah satu menantu almarhum, AKBP Muhammad Ardila Amry, mengungkapkan bahwa Syafruddin adalah sosok ayah yang tak tergantikan. Menurut Ardila, almarhum merupakan pemimpin keluarga yang penuh kebijaksanaan. Ia tidak hanya menjadi panutan dalam hal kepemimpinan, tetapi juga membimbing anggota keluarga dalam menjalani kehidupan beragama dan beribadah. Kepribadiannya yang penuh ketulusan serta kesabaran membuatnya sangat dicintai oleh keluarga besar.
Meskipun kepergian Syafruddin meninggalkan kesedihan mendalam, keluarga menyatakan keikhlasannya dalam melepas almarhum. Mereka meyakini bahwa Allah SWT lebih mencintai dan memberikan tempat terbaik bagi Syafruddin di sisi-Nya. Dengan upacara pemakaman yang berlangsung khidmat dan penuh penghormatan, kepergian Syafruddin menjadi momen refleksi bagi banyak pihak untuk mengenang jasa-jasanya. Warisan nilai-nilai kepemimpinan, dedikasi, serta pengabdiannya diharapkan dapat terus menginspirasi generasi mendatang.
Leave a Reply