Seputarian – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyampaikan bahwa pengembangan kemampuan literasi di kalangan generasi muda perlu dilakukan secara konsisten. Upaya ini diyakini menjadi langkah penting dalam mewujudkan bangsa yang lebih maju dengan karakter yang kuat di masa depan. Menurut Lestari, literasi yang baik merupakan cerminan dari tingkat peradaban suatu bangsa.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta pada Sabtu, Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa bangsa yang memiliki tingkat literasi tinggi dapat dianggap memiliki peradaban yang maju. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang beradab. Hal ini bisa diwujudkan dengan membekali diri melalui pemahaman yang mendalam terhadap buku-buku yang dibaca.
Lestari, yang akrab disapa Rerie, juga menyoroti tantangan utama yang saat ini dihadapi, yakni bagaimana mengajak generasi muda untuk lebih menghargai dan mengapresiasi karya para penulis. Ia menekankan pentingnya belajar dari para sastrawan besar Indonesia, seperti Pramoedya Ananta Toer, yang karya-karyanya sarat dengan nilai sejarah dan budaya.
Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang berasal dari Dapil II Jawa Tengah, Rerie menilai bahwa kehadiran ruang-ruang literasi yang dapat dimanfaatkan untuk membahas dan mendiskusikan isi buku memiliki peran penting. Melalui forum tersebut, generasi muda tidak hanya diajak untuk membaca, tetapi juga didorong agar mampu memahami pesan yang terkandung dalam buku yang dibacanya. Pemahaman ini dianggap krusial dalam membentuk pola pikir yang kritis dan kreatif.
Rerie menegaskan bahwa peluang untuk mendekatkan generasi muda dengan para penulis dan sastrawan harus terus diciptakan. Melalui berbagai karya sastra, diharapkan generasi muda dapat lebih mengenal sosok-sosok penting di dunia kepenulisan, serta memahami nilai-nilai yang terkandung dalam karya mereka. Interaksi ini dinilai mampu membangun rasa apresiasi yang tinggi terhadap dunia sastra dan budaya Indonesia.
Menurutnya, upaya meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, terhadap pemikiran para sastrawan melalui karya mereka harus terus direalisasikan. Langkah ini dianggap penting dalam membentuk masyarakat yang lebih beradab dan memiliki daya saing di masa depan. Dengan pemahaman yang baik terhadap karya sastra, diharapkan akan lahir generasi yang lebih cerdas, kritis, dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Selain itu, ruang diskusi literasi juga dinilai dapat menjadi wadah untuk melatih kemampuan berpikir kritis. Ketika generasi muda diberi kesempatan untuk membahas ide-ide besar dari para sastrawan, secara tidak langsung mereka akan terdorong untuk mengasah kemampuan analitis serta memperluas wawasan. Hal ini menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan global di masa yang akan datang.
Meningkatkan minat baca di kalangan generasi muda juga menjadi tanggung jawab bersama, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun lingkungan pendidikan. Dengan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan tercipta ekosistem literasi yang mendukung terciptanya masyarakat yang cerdas dan kreatif. Pendidikan berbasis literasi yang diterapkan secara konsisten diharapkan mampu membangun generasi penerus bangsa yang tidak hanya pandai membaca, tetapi juga bijak dalam mengolah informasi yang diterima.
Pada akhirnya, dengan membangun budaya literasi yang kuat, Indonesia dapat melahirkan individu yang siap bersaing di tingkat global. Generasi muda yang memiliki kemampuan literasi yang baik akan menjadi aset berharga bagi pembangunan bangsa. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan literasi harus terus diperkuat, demi menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh lapisan masyarakat.
Leave a Reply