Seputarian -Pelestarian bahasa daerah memiliki peran penting dalam menjaga identitas bangsa serta menjalankan amanat konstitusi. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa upaya ini harus terus dilakukan agar keberagaman budaya di Indonesia tetap lestari.
Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Menurut Abdul Mu’ti, program yang dijalankan badan tersebut selaras dengan visi kementerian untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah di Indonesia.
Saat membuka rangkaian acara peringatan HBII 2025, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa Kemendikdasmen memiliki visi untuk menghadirkan pendidikan berkualitas bagi semua. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan dan pemajuan bahasa Indonesia, sastra, serta berbagai budaya yang menjadi kekayaan bangsa.
Keberagaman bahasa yang dimiliki Indonesia dianggap sebagai salah satu keunggulan. Selain memiliki ratusan bahasa daerah, bangsa ini juga disatukan oleh bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Oleh karena itu, upaya pelestarian bahasa daerah harus dilakukan secara berkelanjutan agar tidak mengalami kepunahan.
Harapan besar disampaikan agar seluruh elemen masyarakat terus berkomitmen dalam memajukan bahasa Indonesia sekaligus mempertahankan eksistensi bahasa daerah. Kesadaran kolektif mengenai pentingnya bahasa daerah diharapkan dapat menjadi landasan bagi berbagai kebijakan yang mendukung pelestariannya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, menekankan bahwa peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan bentuk komitmen UNESCO dalam menjaga kelangsungan bahasa daerah di berbagai belahan dunia.
Bahasa daerah disebutnya memiliki peran strategis dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat, khususnya bagi anak-anak didik. Ia menuturkan bahwa penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan tahap awal dapat membantu meningkatkan pemahaman anak dalam membaca serta mengaktualisasikan apa yang telah dipelajari.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran yang disampaikan dalam bahasa daerah dapat mempercepat pemahaman siswa, terutama di jenjang awal pendidikan. Hal ini menjadi alasan mengapa penerapan pendidikan berbasis multibahasa perlu didorong agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik.
Pada tahun 2025, peringatan HBII mengusung tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Rangkaian acara akan berlangsung pada 20 hingga 27 Februari 2025 dan melibatkan berbagai provinsi di Indonesia.
Tujuan utama dari peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya bahasa ibu dalam dunia pendidikan. Selain itu, peringatan ini juga diharapkan dapat mendorong penerapan sistem pendidikan multibahasa serta memperkuat komitmen dalam melestarikan bahasa daerah.
Berbagai kegiatan telah disiapkan untuk menyemarakkan acara ini, di antaranya kampanye Twibbon, pameran, dialog, siniar, webinar, serta pemutaran film pendek dalam bahasa daerah. Selain itu, video revitalisasi bahasa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa juga akan ditampilkan guna memberikan edukasi mengenai upaya pelestarian bahasa daerah.
Dengan adanya berbagai inisiatif ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya mempertahankan keberagaman bahasa di Indonesia. Bahasa daerah bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang mencerminkan identitas bangsa. Oleh karena itu, pelestariannya harus menjadi tanggung jawab bersama agar generasi mendatang tetap dapat mengenal dan menggunakan bahasa daerah sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Leave a Reply